Sesat

Praaak, terdengar suara ranting patah yang terinjak. Sugimin pun terus berjalan tanpa memerhatikannya. Ketika melewati sebuah kuburan, Sugimin mempercepat langkahnya. Ia tak ingin menjadi korban keganasan penghuni daerah tersebut. Hampir setiap orang yang lewat tidak akan pernah kembali lagi setidaknya itulah yang beredar dimasyarakat dan itulah adalah jalan satu satunya yang bisa dilewati malam itu. Sugimin berjalan dengan percaya diri dan memfokuskan kedua bola matanya ke depan, langkahnya berpacu bersamaan dengan degub jantungnya. Keringat yang bercucuran mulai membasahi seluruh tubuhnya jingga akhirnya Sugiman tersesat jauh sejauh jauhnya dari dunianya.

Published with Blogger-droid v2.0.4
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2011. Cermin Cerpen - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger